Ihsan (1)
Ihsan yang berarti kesempurnaan atau terbaik. Kesempurnaan hanyalah milik Allah tuhan semesta alam. Dalam agama Islam…Allah memiliki nama-nama dalam kesempurnaannya. Yaitu Asmaul Husna. Dimana dalam nama-nama itu terdapat nilai-nilai ajaran agama Islam yang mutlak kebenarannya atau dinamakan Kebenaran Hakiki. Kebenaran Hakiki atau bahasa gaulnya “anggukan universal” adalah suatu hal yang bila seluruh manusia, seluruh makhluk hidup, dari mulai anak-anak sampai lansia, dari bangsa di timur sampai bangsa di barat, dari orang bodoh sampai orang pinter, dari zaman batu sampai zaman modern dan segala perbedaan yang ada di dunia ini. Pasti akan mengatakan (mengangguk) bahwa itu adalah BENAR atau BAIK. Hal itu bisa dibuktikan bahwa tak ada satupun manusia di dunia ini yang ingin masuk neraka. Anda bisa bertanya kepada semua orang yang anda temui. “Apakah anda ingin masuk neraka?” jika ada yang jawab “iya”. Bisa dipastikan dia adalah setan yang berwujud nyata. Disinilah letak Islam sebagai Agama rahmatan lil alamin atau agama untuk seluruh alam.
manusia tidak ada yang sempurna…namun Islam yang juga berarti “Tangga” adalah ajaran yang menunjukkan jalan menuju kesempurnaan. Dimana…dari hari ke hari…kita berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Menurut apa yang kita percayai. Menurut pandangan setiap manusia yang begitu beragam. Bergerak untuk hidup yang lebih baik.
Nilai-nilai di dalam Asmaul Husna adalah nilai-nilai ahlak yang harus kita amalkan dalam setiap langkah hidup kita. Bukan saja hanya diamalkan tetapi juga di sebarkan ke semua orang dan generasi di bawah kita. Di Al-Quran mengajarkan kita harus selalu mengajak orang kepada kebaikan.
saya pernah bertanya kepada seorang ustad yang sangat sholeh seperti Haji Sulam. “Ustat…sebenarnya kenapa nabi Muhammad berjuang keras menyebarkan ajaran agama Islam?” sang ustat menjawab. “Tujuan agama Islam adalah untuk menyempurnakan Akhlak manusia. Agar manusia bisa bahagia di dunia dan di Akhirat”
dari situ kita bisa ketahui…bahwa…Kita manusia yang memiliki segala perbedaan…dan juga dengan makhluk lainnya. Bahwa Bahagia dunia dan akhirat adalah Visi ajaran agama Islam. Dan Misinya adalah Menyempurnakan Akhlak manusia.
Jika semua umat Islam bersatu…membawa Visi dan Misi ajaran agamanya…Insya Allah…Kampung yang damai, Kota yang damai, Negara yang damai, Dunia yang damai dan dilimpahi kebahagiaan akan terwujud. Menuju 1 tujuan “Ihsan”. You can read it “Rakuen”
Iman (6)
Setelah mengetahui mana yang baik dan buruk. Dan ingin melakukan hal-hal yang baik. Namun itu saja tidaklah cukup. Jika kita belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapat nilai rapot yang baik. Dan akhirnya nilai kita bagus-bagus. Maka pastilah orang tua kita akan memberikan hadiah kepada kita.
begitu juga dalam Ajaran Islam. Nabi Muhammad berjuang keras memberitahukan sang Maha Pencipta sesungguhnya agar kita tahu siapa pencipta kita. Siapa “orang tua” yang “melahirkan” kita. Suatu Dzat yang akan member kita imbalan bila kita melakukan kebaikan dan akan memberi hukuman bila kita melakukan keburukan.
Islam (5)
Setelah kita mengetahui siapa “orang tua” kita (red: pencipta). Maka orang tua pastilah mendidik anak-anaknya dengan caranya. (red: dengan cara-Nya). Agar kita terlatih menjadi manusia sesuai harapan-Nya.
Ary Ginanjar Agustian. Penggagas The ESQ Way 165. Menjabarkan:
- Syahadat bermakna Tujuan hidup bahwa dalam hidup kita harus punya tujuan atau Impian.
- Sholat yang berarti pembentukan karakter. Bahwa kita harus menjadi karakter yang tangguh untuk mewujudkan impian kita.
- Puasa yang berarti pengendalian. Bahwa tanpa pengendalian kita akan tersesat
- Zakat yang berarti Integritas. Bahwa berbagilah kepada orang lain dalam hal kebaikan.
- Haji yang berarti Take Action. Jangan cuma berteori. Lakukanlah.
Dalam buku 100 orang terhebat di dunia. Nabi Muhammad menduduki peringkat pertama. Karena Nabi Muhammad mempunyai “Orang Tua” yang sangat mengasihi dan menyayanginya (red: Yang Maha Pengasih dan Penyayang). Yang mendidiknya menjadi pribadi yang tangguh. dan selalu mengharapkan kebahagiaannya.
Ingin meneladani Rasulullah SAW nabi besar kita? Insya Allah anda pasti sukses Dunia dan Akhirat. (meneladani bukan berarti anda menjadi nabi Muhammad. Jadilah diri sendiri. Buat Islam versi anda sendiri selama masih dalam koridor 165)
Catatan: kata yang diberi tanda kutip hanyalah kiasan untuk lebih memahami maksud yang disampaikan. Semoga tidak terjadi keselisihpahaman.
Tambahan:
Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.” Kemudian dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.” Orang itu lantas berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.” Rasulullah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda. Dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).” Rasulullah menjawab, “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim)