Minggu, 19 Juni 2011

God vs Man

Tuhan adalah yang Maha Kuasa. Bagaimana pun caranya manusia ingin menjadi yang terbaik, dia takkan pernah bisa menjadi seperti tuhan.

God: Tuhan Yang Maha Pengasih

Man: manusia hanya bisa memberi sedikit apa yang dia punya

God: Tuhan Yang Maha Penyayang

Man: manusia bisa memeberi sedikit rasa sayang kepada orang tua, anak, hewan, tumbuhan dll

God: Tuhan Yang Maha Merajai (seluruh alam semesta dan dunia goib)

Man: manusia hanya sebatas menjadi pemimpin di dunia nyata saja

God: Tuhan Yang Maha Suci

Man: manusia hanya bisa membersihkan fisik (badan) dan pikiran(emosi).

God: Tuhan Yang Maha Menyelamatkan

Man: manusia hanya bisa menyelamatkan dirinya di dunia saja. Di akhirat semua kekuasaan Allah

God: Tuhan Yang Maha Memberi Keamanan

Man: manusia membuat pakaian, rumah, lingkungan dll untuk keamanannya. Namun takkan bisa menciptakan langit dan bumi.

God: Tuhan Yang Maha Memelihara

Man: manusia memelihara lingkungan agar terpelihara. Tetapi takkan mampu memelihara bumi dan langit

God: Tuhan Yang Maha Gagah

Man: Siapakah orang tergagah di dunia? Segagah apa sih? Itu mah keciiil

God: Tuhan Yang Maha Perkasa

Man: Siapakah orang tekuat di dunia? Sekuat apa sih? Bisa gitu ngangkat bumi?

God: Tuhan Yang Maha Memiliki Kebesaran

Man: Siapa orang besar di dunia ini? Ratu elizabet? Presiden Amerika? Itu mah keciiil

Dan lain-lain. Ini sebagai contoh aja. Ada banyak 99. yang penting ngerti aja ya maksud gw.

Ada temen yang berkata padaku. Put...lo kok jadi kayak menggurui gitu (pikiran negatif-menganggap diriku sombong)

Dengan sangat-sangat merendahkan diriku (menuju Yaa Khaafidh-Yang Maha Merendahkan)

Aku hanyalah hamba Allah yang berpegang teguh pada talinya.

Aku bukan nabi, bukan rosul bukan tuhan. Nabi dan rosulku adalah Adam as. – Nabi Muhammad. Buku terhebat di seluruh alam semesta adalah Al-Quran yang penuh kebenaran dan aku percaya itu. Sebanyak apapun aku menulis. Takkan pernah bisa menyamai Al-Quran. Aku percaya Hari Kiamat tapi takkan menyerah akan kedatangan hari itu. Aku percaya takdir. Tapi takkan menyerah untuk menerima takdir yang menyedihkan.

Sungguh beruntung orang yang selama hidupnya saling nasehat menasehati itu.

(Tulisan ini dibuat karena Sahabat Sejatiku. Yang dengan suara hatinya menghawatirkan diriku yang mulai aneh. Tapi aku percaya. Sahabatku pasti akan mengerti)


Lihat ini http://www.youtube.com/watch?v=PQYnr7pxWrY


Tidak ada komentar:

Posting Komentar