Kamis, 13 September 2012

Geometrika Alam

Geometrika alam memiliki peranan penting dalam mengatur prinsip-prinsip perencanaan yang mengarah kepada ekologi yang lebih baik. Alam memiliki proses-proses yang saling berkaitan berdasarkan skalanya. Proses-proses alam tersebut akan membentuk siklus global yang akhirnya membentuk dunia tempat beragam makhluk hidup tinggal. Sebagai contoh proses alam yang memiliki skala kecil adalah proses fotosintesis pada tanaman dan proses alam yang memiliki skala besar adalah bumi.

Pada proses-proses yang terjadi, melibatkan aliran energy, air dan materi yang dapat melintas antar skala yang berbeda. Pada skala kecil akan memberikan informasi kepada skala yang besar dan pada skala yang besar akan memberikan informasi pada skala yang kecil. Proses alam tersebut membutuhkan perhatian dalam desain sehingga saat perencanaan dapat sejalan dengan situs alami di alam. Namun proses-proses di alam memiliki kerumitan dan ketidakteraturan sehingga perlu penyederhanaan yang dinamakan Geometrika Alam. Geometrika Alam memberikan penyederhanaan dalam bentukan-bentukan geometris yang mudah dimengerti dan diterapkan dalam desain.

Seorang ahli matematika menerangkan geometrika alam dengan menggunakan Koch Curve. Yaitu suatu bentuk geometri yang memiliki tingkatan dari yang paling sederhana menuju bentuk geometris yang paling rumit. Bentuk geometri yang menghubungkan antar skala dinamakan Geometrika Fraktal. Pada proses di alam, bentuk fraktal tersebut diibaratkan sebagai fasilitas yang mengalirkan energi dan material melintasi skala yang berbeda-beda.

Proses geologi merupakan salah satu proses di alam yang membentuk beberapa macam fraktal sistem diantaranya: pantai, kepulauan, gunung-gunung, sungai, penyimpan mineral dll. Kemudian vegetasi merespon keistimewaan dari fraktal lanskap ini dan setiap tanaman menyesuaikan dengan mikroklimat dan kondisi tanah. Vegetasi ini kemudian mempengaruhi habitat hewan yang ada di dalamnya. Sehingga fraktal geologi akhirnya merefleksikan fraktal habitat.

Seorang ahli lanskap harus dapat mengidentifikasi area-area yang sensitif ekologinya. Beberapa pertimbangan selama proses perancangan dapat berupa penganalisaan keadaan geologi, fisiografi, hidrologi, tanah, vegetasi, pemandangan dan sejarah tempat tersebut. Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut maka diharapkan area yang sensitive ekologinya dapat terhindar dari kerusakan lingkungan dan akan menciptakan tempat yang baik bagi manusia.

Krisis ekologi yang terjadi banyak disebabkan oleh kesalahan manusia mengalirkan energi dan material pada lanskap yang tidak mengikuti geometrika lanskap (tanah pertanian, mineral, tanah basah, hutan dan sumber daya primer lainnya). Pada geometrika lanskap seharusnya dapat membuat mata air alami mengatasi musim kemarau, tanah basah berguna dalam pelestarian vegetasi yang ada di atasnya, dan penggunaan bahan-bahan asli daerah setempat dibanding mengimport dari daerah lain.     


NB: ini tulisan saya waktu kuliah S2 Arsitektur Lanskap. menerangkan bahwa pengelolaan lingkunga dengan konsep yang tepat akan menetukan manajemen dan teknis lapang yang tepat pula. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar